Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, merupakan salah satu Perguruan Tinggi Islam Swasta tertua, terbesar, dan terkemuka di Kawasan Indonesia Timur. Kebesarannya tampak pada aspek keilmuan dan profesionalisme, yang diwarnai dengan etika, moral dan intelektual yang berlandaskan keislaman. Tidak heran jika UMI sampai saat ini tetap menjadi kebanggaan umat Islam di Indonesia Timur. Juga satu-satunya universitas swasta di Indonesia Timur yang sudah TERAKREDITASI INSTUTUSI dari pemerintah Nomor : 036/BAN-PT/Ak-I/Ins/III/2008, dan UMI satu-satunya universitas swasta di Indonesia Timur yang diberi kepercayaan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Pendidikan Doktor (S-3).
Berikut ini akan kami sampaikan Profil Lengkap Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI), sebuah Prodi Kedokteran Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Dimana Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini, kampusnya beralamat di Jl. Urip Sumoharjo No.KM.5, Panaikang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kelahiran UMI berawal dari keprihatinan dan kegelisahan para tokoh masyarakat, alim ulama dan para raja di Sulawesi, khususnya di Makassar, karena belum adanya perguruan tinggi Islam ketika itu, sedang penduduknya mayoritas muslim. Melihat kenyataan tersebut, dan disadari oleh para tokoh masyarakat dan ulama di Makassar, bahwa jika kondisi itu dibiarkan maka anak bangsa yang ada di wilayah ini (Sulawesi) akan ketinggalan jauh dibidang pendidikan, di banding dengan daerah-daerah lain, sementara potensi tenaga pengajar di Makassar cukup memadai untuk membuka perguruan tinggi.
Akhirnya pada pertengahan tahun 1952, ide untuk mendirikan perguruan tinggi Islam sudah mulai bergulir, beberapa tokoh masyarakat menghubungi para raja di daerah ini, seperti H. Andi Mappanyukki (Raja Bone), H. Andi Jemma (Raja Luwu) Andi Ijo Karaeng Lalolang (Raja Gowa) dan Pajonga Karaeng Polongbangkeng (orang terkemuka di daerah Polongbangkeng), Disamping itu rencana tersebut juga disampaikan kepada Gubernur Sulawesi dan Walikota Makassar, ternyata gagasan itu disambut baik dan para raja dan pemerintah siap untuk membantu mewujudkan cita-cita luhur tersebut.
Sebagai tindak lanjut rencana membuka perguruan tinggi Islam di Makassar, maka dibentuklah sebuah badan yang bernama “Wakaf Pembangunan Universitas Muslim Indonesia” pada tanggal 18 Februari 1953, kini bernama Yayasan Wakaf UMI. Sebagai pemegang amanah dipercayakan sebagai Ketua Umum : Sutan Muhammad Yusuf Samah, Ketua I ; H. Andi Sewang Dg. Muntu, Ketua II : Naziruddin Rahmat, Sekretaris Umum : Abdul Waris, dan Pembantu Sekretaris : Andi Maddaremmeng.
Kekhawatiran mereka mulai sirna ketika para tokoh masyarakat, alim ulama dan para raja (pemerintah) di Sulawesi sepakat untuk mendirikan lembaga pendidikan tinggi Islam yang bernama “Universitas Muslim Indonesia”. Peresmian pendirian UMI dilakukan di Gubernuran Makassar pada tanggal 23 Juni 1954 bertepatan dengan 22 Syawal 1373 H, yang ditandai dengan penandatangan Azas Piagam Pendirian UMI oleh K.H. Muhammad Ramly (Dewan Mahaguru), La Ode Munarfa (Dewan Kurator), Sutan Muhammad Yusuf Samah (Badan Wakaf) dan Chalid Husain (Sekretaris), disaksikan oleh S.N. Turangan (Wakil Menteri P dan K), H. Muhammad Akib (mewakili Kementrerian Agama), Andi Burhanuddin (mewakili Gubernur Sulawesi), serta Ahmad Dara Syahruddin (Walikota Makassar).
Nama Universitas Muslim Indonesia bermakna universitas yang membina umat Islam, dalam bahasa arab disebut Jamiatul Muslimina Indonesiyah yang bermakna gerakan yang menghimpun umat Islam sedangkan dalam bahasa Inggris Moslem University Of Indonesia yang bermakna universitas milik umat Islam Indonesia.
UMI yang dibina oleh Yayasan Wakaf UMI dengan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan dan dakwah mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih luas dan lebih berat dari sekedar menghasilkan sarjana, karena proses pendidikan di UMI memberi pengetahuan dan keterampilan sesuai disiplin ilmu yang digeluti, serta memberikan nilai plus kepada anak didiknya, melalui pengembangan aqidah, etika Islam dan pencerahan qalbu, sebagai pondasi dalam mengarungi masa depan. Kegaiatan akademik di UMI telah menerapkan standar jaminan mutu, sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, Insya Allah UMI akan melahirkan sumberdaya manusia yang “UMI” (Unggul, Mutu dan Islami).
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (FK-UMI) didirikan dimakassar pada tanggal 8 juni 1992. Awal berdirinya FK-UMI memulai kegiatan akademik dengan jumlah mahasiswa yang sangat sedikit (45 orang) hingga saat ini mampu menampung lebih dari 250 per angkatan.
Letaknya yang sangat strategis baik secara geografis maupun ekonomis, mempunyai fasilitas rumah sakit pendidikan utama sendiri (RS Ibnu Sina) yang letaknya berhadapan dengan kampus UMI, menjadikan fakultas ini mempunyai prospek yang sangat baik dalam konsep pengembangan keterampilan klinik, pengenalan lebih dini dengan masalah klinik dan pelayanan masalah primer dimasa yang akan datang .
Visi dan Misi Prodi Kedokteran - UMI Makassar
Visi
“Menjadi Program Studi dengan penguatan utama kedokteran komunitas yang menghasilkan dokter yang bermutu,bermartabat,dijiwai nilai-nilai islam,untuk mengabdi kepada kemanusiaan demi kepentingan umat,bangsa dan negara menuju Wold Class University”.Misi
- Menyelenggarakan program pendidikan kedokteran dengan penguatan kedokteran komunitas yang bermutu dan bercirikan keislaman.
- Menyelenggarakan program penelitian kedokteran yang berkualitas dan terpublikasi nasional maupun internasional
- Melakukan pengabdian masyarakat dibidang kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus menjalankan fungsi dakwah.
- Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia yang berbasis kinerja.
- Melakukan pengembangan dan kerjasama program studi pendidikan dokter menuju World Class University.
Ciri Khas Universitas Muslim Indonesia
Salah satu diktum dalam Piagam berdirinya UMI, yang dirumuskan oleh para pendirinya bahwa tujuan dasar pendirian UMI adalah untuk membentuk tenaga ahli, terampil, berbudi luhur serta bertaqwa kepada Allah Swt, dan berperannya UMI sebagai penegak cita-cita luhur syiar Islam.
Jadi sejak awal berdirinya UMI telah menjadi suatu tumpuan harapan para pendiri dan masyarakat pada waktu itu bagaimana agar penerapan pendidikan dapat memberikan sumbangan dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang dinafasi oleh nilai-nilai ke-Islaman. Ini tak lepas dari hakekat dan missi kesejarahan yang secara monumental diletakkan dalam dokumen historis UMI, sebagai lembaga pendidikan dan lembaga dakwah.
Program Kampus Islami
Program ini dicanangkan pada tahun 1985 dengan harapan agar UMI tidak hanya mampu melaksanakan misi Tridarma Perguruan Tinggi yang berwawasan duniawi, melainkan juga mampu mengembangkan segi pendidikan yang berwawasan ukhrawi, yang dilandaskan atas kesadaran diri setiap insan yang melibatkan diri di dalamnya sebagai mahluk ciptaan Allah Swt. Oleh karena itu, dengan program ini diharapkan seluruh sivitas akademika UMI dapat mencapai paripurna penghambaan dirinya kepada Sang Pencipta Allah SWT.
Program kampus Islami merupakan suatu program yang berwatak remedial, yang meskipun tidak akan sama dengan peran yang diemban oleh perguruan tinggi agama, tetapi setidaknya semangat keagamaan tersebut tetap menjadi ciri khas ke-UMI-an. Kedengarannya sangat ideal karena luaran yang dicita-citakan UMI adalah manusia yang memiliki kualitas ulil albab atau intektual muslim, sebuah istilah yang diungkap dalam Al-quran yang diberikan kepada cendekiawan yang terampil dan ahli sesuai dengan displin ilmunya, dan tidak melupakan berzikir dan bersujud kepada Allah Swt. Kualitas ini pulalah yang dimaksud sebagai manusia seutuhnya, yang di dambakan oleh bangsa Indonesia.
Aktualisasi Kampus Islami sebagai upaya pencapaian amanah yang diemban sivitas akademika UMI dalam merealisasikan program Tridharma Perguruan Tinggi dan pengejewantahan risalah dakwah melalui pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sivitas akademika UMI diharapkan memiliki kesadaran untuk ikut serta secara maksimal meningkatkan kualitas iman, moral serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan, sebagai upaya mengembangkan kualitas dirinya sebagai individu yang lemah dan sekaligus meningkatkan taraf hidup umat Islam pada umumnya, baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Pokok-pokok Program Kampus Islami, meliputi :
- Bidang Akademik dan Pengajaran yaitu melakukan islamisasi ilmu pengetahuan, dengan jalan memberikan corak dan warna keislaman terhadap seluruh disiplin ilmu yang akan diberikan kepada mahasiswa, menetapkan kurikulum dan metode penyajiannya, khususnya pendidikan agama Islam, melakukan pemberantasan buta baca aksara Al-Qur’an bagi mahasiswa dan seluruh sivitas akademika UMI.
- Bidang Penelitian yaitu melakukan penelitian terhadap masalah pokok yang dihadapi umat Islam.
- Bidang Pengabdian pada Masyarakat yaitu melakukan pengabdian pada masyarakat menurut prioritas pembinaan dan diprogramkan secara bertahap.
- Bidang Personil yaitu meliputi unsur pimpinan, karyawan yang diarahkan kepada Islamisasi kondisi kerja masing-masing unit.
- Bidang Kemahasiswaan yaitu pembinaan iman, ilmu, keterampilan dan moral mahasiswa (termasuk berbusana), yang diarahkan pada pemberian motivasi, agar mahasiswa memiliki semangat, ideadisme, patriotisme serta loyalitas yang tinggi terhadap agama, bangsa dan negara, teristimewa terhadap almamaternya.
- Bidang Pendidikan dan Latihan yaitu sebagai upaya menyediakan tenaga pelaksana untuk berbagai program, baik dikalangan dosen maupun mahasiswa.
- Pembinaan Syiar dan Ruhul Islam yaitu pendayagunaan kampus, memakmurkan masjid dan kegiatan hari- hari besar Islam serta kegiatan lainnya.
- Membina masyarakat/umat Islam dalam bidang mental spiritual dan ukhuwah islamiyah.
- Aktif melakukan penyuluhan kepada masyarakat, dalam upaya peningkatan dan erbaikan kesejahteraan dan keterampilan dalam berbagai bidang.
Implementasi dari pelaksanaan Program Kampus Islami harus di maksimalkan oleh semua elemen kampus yang ada di dalamnya, mulai dari unsur pimpinan sampai bawahan termasuk mahasiswa,semuanya harus dapat memposisikan diri dan menyadari bahwa keberadaannya di UMI selain sebagai pelaksana amanah, juga sebagai bagian dari aktifitas dakwah. Tekad ini terus digelorakan untuk mensosialisasikan program tersebut untuk semua lini kehidupan kampus.
Pesantren Kilat
Keberadaan Universitas Muslim Indonesia dengan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam, mengemban tugas dan tangungjawab yang lebih luas dan lebih berat dari sekedar melahirkan sarjana, dengan berupaya memberikan nilai plus kepada anak didiknya, melalui pengembangan aqidah dan etika Islam (akhlak), sebagai pondasi dalam mengarungi masa depan.
Salah satu langkah kongkrit yang diterapkan di UMI dalam menyiapkan insan yang siap berkompetisi di era globalisasi, yang berbasis kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dan spiritual adalah Pesantren Kilat. Kegiatan Pesantren Kilat ini dimulai pada tahun ajaran 1989/1990, yang dikhususkan bagi mahasiswa baru. Ini dilakukan dengan asumsi bahwa mahasiswa yang masuk di UMI terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda, sehingga dari awal perlu dibekali pemahaman keimanan seperti aqidah, ahklak dan tauhid yang kemudian dilanjutkan dengan praktikum agama Islam (membaca alquran dan praktek shalat). Dalam perkembangannya, kegiatan Pesantren Kilat ini menjadi pengganti kegiatan OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) dalam penyambutan mahasiswa baru, sehingga kegiatan OSPEK dihapus/ditiadakan.
Pencerahan Qalbu
Kegiatan Pencerahan Qalbu merupakan ciri khas UMI sebagai lembaga pendidikan dan lembaga dakwah, yang dilaksanakan di Pesantren Mahasiswa Darul Mukhlisin UMI, yang berlokasi di Desa Padanglampe Kab. Pangkep sebagai Kampus IV UMI, kehadirannya tak lepas dari cita-cita luhur para pendiri UMI, untuk membina dan mempertinggi derajat masyarakat lewat pendidikan dan pembinaan keagamaan.
Para pembina UMI sadar melihat fenomena yang berkembang saat ini, dimana sistem pendidikan yang ada sekarang ini, yang lebih menekankan pola treatment atau pembinaan pada pencerdasan otak dalam arti pemberian knowledge dan skill semata, sementara pembinaan akhlaq dan qalbunya terlupakan.
Pada tahun ajaran 2000/2001 pesantren tersebut telah difungsikan untuk membina mahasiswa UMI, yang dimulai dari mahasiswa baru, karena disadari bahwa mahasiswa yang masuk di UMI berasal dari lembaga pendidikan/sekolah yang berbeda-beda, dan dari tahun ke tahun menunjukkan semakin rendahnya pemahaman/ pengetahuan dasar tentang Islam, serta makin tipis kesadarannya tentang akhlaqul karimah.
Dalam perkembangannya, bukan hanya mahasiswa baru yang dipondokkan di Pesantren Darul Mukhlishin tetapi pimpinan, dosen, karyawan dan pengurus lembaga kemehasiswaan dalam lingkungan Yayasan Wakaf UMI juga ikut di bina. Pola pembinaan yang dilakukan di pesantren ini , ternyata mendapat respon yang positif dari orang tua mahasiswa UMI, masyarakat dan beberapa instansi pemerintah dan swasta. Terbukti beberapa instansi pemerintah telah melakukan kerjasama dengan pesantren, seperti Kapolda Sul-Sel dan Kopertis Wilayah IX dan Universitas Gorontalo. Juga masyarakat umum yang menitipkan anak-anaknya, khususnya pecandu narkoba (obat-obat terlarang).
Semoga informasi tentang Fakultas dan Prodi Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang kami publikasikan dapat bermanfaat, Amin Ya Allah Ya Rabbal 'Alamin!
Sumber:
- umi.ac.id
- fk.ujiantulis.com
0 Comments